Buku adalah sumber ilmu. Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari buku. Demi buku orang, kadanga rela mengeluarkan kocek hingga jutaan rupiah. Idealnya, pemilik buku tak hanya membaca, tetapi bersedia merawat sekaligus menata buku-bukunya dengan apik dan rapi di rumah.
Penghuni rumah kebanyakan malas menyimpan dan menata buku-buku dengan rapi. Apalagi, jika rumah minimalis, tanpa gudang tumpukan buku, sehingga buku-buku tercecer begitu saja, di mana-mana.
Memang diperlukan rasa sayang buku, sekaligus cita rasa artistik, untuk dapat menata buku dengan apik di rumah. Drs Agus Rusmana MA, dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad, Bandung, mengajak kita untuk menata dan merawat buku di rumah dengan baik, agar rapi dan awet sepanjang masa.
Menyusun buku
Sebelum buku disusun, menurut Agus, perlu diklasifikasikan lebih dulu agar mudah jika mencari kembali buku tersebut. Ada beberapa pilihan cara pengelompokan buku, bisa berdasarkan judul, tema, tinggi, sampul, atau pengelompokan sesuai selera pemiliknya. “Yang penting pengelompokan itu makin memudahkan pemilik menemukan kembali bukunya,” katanya.
Bisa juga pengelompokan buku berdasarkan kepemilikannya. Misalnya, kata Agus, buku kepunyaan ibu berkaitan dengan resep masakan, membuat kue, belajar menjahit, dan lainnya, dikelompokkan jadi satu. Demikian juga buku milik ayah dan anak-anak, dikelompokan tersendiri.
Hasil pengelompokan tersebut, lanjut dosen Pengantar Ilmu Informasi dan Perpustakaan ini, susun buku secara horisontal ke dalam rak-rak buku. Supaya tidak ribet, satu rak satu kelompok buku. “Jangan lupa, bagian ujung-ujung jajaran buku diberi pembatas,” jelasnya.
Menurut Agus, kita perlu menghindari penyusunan buku secara vertikal. “Buku tidak boleh ditumbuk, tapi harus diberdirikan,” tegasnya.
Dampak menyusun vertikal, katanya, buku paling bawah mudah rusak akibat menopang beban tumpukan buku. Selain itu, akan kesulitan saat mengambil buku bagian bawah. Buku-buku di atasnya bisa berjatuhan.
Ukuran rak
Untuk rak, Agus menganjurkan, perlu memesan agar ukuran rak sesuai dengan jumlah dan ukuran buku-buku yang dimiliki. “Sebelum memesan rak hitung dulu berapa jumlah buku yang dimiliki. Data dulu berapa ukuran buku-bukunya agar bisa disesuaikan dengan rak. Antisipasi juga besarnya rak bagi mereka yang rajin membeli buku, berarti ukuran rak harus lebih besar lagi,” paparnya.
Untuk mengetahui luas rak buku yang dibutuhkan, tambahnya, ancar-ancarnya, tinggi buku (ukuran normal) adalah sekitar 30 cm dengan lebar 25 cm. Ada juga ukuran buku yang lebih dari itu, buku ukuran over size . Dari ukuran tersebut bisa diprediksi berapa luas rak yang harus dipesan.”Saat menaruh rak buku jangan menempel ke dinding, karena bisa menyebabkan buku lembab. Beri jarak kira-kira satu centimeter dari buku ke dinding,” katanya.
Tempat buku
Pada rumah yang memiliki ruang khusus untuk membaca, atau perpustakaan, menurut Agus, rak-rak buku sebaiknya diletakkan di ruangan tersebut.Sedangkan pada rumah minimalis, ruangan yang pas untuk menaruh rak buku adalah ruang tengah/keluarga. Di ruangan ini, saat keluarga berkumpul dan mengobrol bisa menjadikan buku-buku sebagai referensi. “Membaca buku tak boleh di ruangan lain, harus dekat dengan rak agar setelah selesai langsung dikembalikan ke tempat semula,” katanya.
Buku-buku, tambahnya, bisa juga di tata di ruang tamu. “Pilih buku-buku ber- cover menarik sebagai penghias ruangan, diantaranya, kumpulan novel, atau majalah-majalah.”
Susunannya bisa berdasarkan ketinggian buku, atau pertopik. “Hindari menggabungkan susunan buku-buku hard cover dengan soft cover , karena yang soft cover lebih mudah terlipat,” tambahnya.
Bagi yang suka membaca buku di kamar mandi, menurut Agus, rak buku pun bisa masuk ke kamar mandi. Namun, ujar Agus yang juga Wakil Presiden ISIPII (Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia), jauhkan rak buku dari percikan air agar buku tetap mulus.
Uap air panas, tambahnya, bisa menyebabkan lembaran buku menjadi keriting. Karena itu, hindari terlalu sering menggunakan air panas. Sedangkan untuk menghindari buku kering di rak buku, perlu diberi silica , atau arang.
Buku dewasa
Jika punya buku-buku dewasa, tempat yang aman untuk menaruhnya adalah almari di dalam kamar dengan posisi terkunci. “Selama anak-anak tidak masuk kamar, buku dewasa akan tetap aman,” katanya.
Jika tidak memiliki lemari khusus, buku harus diletakkan di bagian atas rak. “Yang terpenting tak terjangkau anak-anak. Balikkan pula judul buku agar anak sulit dan tak berminat membacanya,” tegasnya.
Agar buku-buku awet, dan tidak lembab, menurut Agus Rusmana, dua bulan sekali harus digerakan, atau dikeluarkan dari rak. “Hindari membersihkan buku menggunakan kemoceng. Kemoceng hanya memindahkan debu-debu, setelah itu menempel lagi ke buku,” katanya.
Membersihkan buku yang benar, tambahnya, adalah menggunakan lap. Tapi, lap jangan terlalu basah, karena bisa merusak kertas. “Kondisi lap sebaiknya agak lembab, masukan dulu ke air lalu peras. Setelah itu usapkan lap ke buku-buku hingga bersih,” sarannya.
Bagaimana dengan buku yang keriting, atau berlipat-lipat? Biasanya buku terlipat akibat ketiduran atau tertindih benda tertentu. Lipatan dapat membentuk garis yang merusak kertas. “Taruh saja pemberat beralaskan papan selebar buku di atas buku. Biarkan beberapa saat sampai tidak ada lipatan, atau lembaran keriting lagi. Walaupun tidak bisa sempurna lagi, tapi cara ini lebih baik,” kata Staf Pudek I Jurusan Perpustakaan Unpad ini.
Ada juga yang menyetrika lembaran buku keriting. “Pilihan ini bisa saja diambil, tapi kalau keseringan bisa merusak buku. Karena ada jenis-jenis kertas yang gampang rapuh jika terkena panas,” tambahnya.
Rayap
Menurut Agus, makanan yang menempel pada kertas bisa mengundang rayap datang. “Makanya, ketika membaca buku tangan harus bersih, dan kering, jangan sampai menempel makanan secuil pun,” katanya.
Selain makanan, buku-buku yang tidak pernah bergerak (dikeluarkan dari rak) juga bisa menjadi rumah rayap. Buku-buku kotor pun mengundang rayap. Karena itu, Agus menyarankan, sebulan sekali bersihkan buku-buku, keluarkan dari rak agar tak menjadi sarang rayap.
Matahari
Buku, tambah Agus, membutuhkan ruangan dengan sirkulasi udara yang baik. Namun, hindari buku-buku terkena cahaya matahari langsung, karena akan menyebab kering.
Jika ruangan full AC, buku-buku pun menjadi kering. “Untuk melembabkannya taruh mangkuk air di dekat buku-buku, uap air membuat buku-buku tidak kering,” jelasnya. (HU Republika, Ahad 3 Januari 2010)